Senin, 15 November 2010

Tugas Mandiri Ilmu Ternak Kambing dan Domba
Dosen Pembimbing Dr. Ir. Tantan R Wiradarya, M.Sc


LAPORAN PRAKTIKUM





DISUSUN OLEH:
Muhammad Sardi
10681005208


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
RIAU
2010
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki keragaman jenis domba dan kambing yang cukup banyak. Ada yang menjadi Ternak asli Indonesia dan ada pula yang berasal dari Negara lain. Salah satu diantara Ternak asli Indonesia dan terbaik dunia yakni jenis Ovies Aries (domba garut). Walaupun total Populasi Domba dan kambing mencapai ± 21 juta ekor,ternyata belum mampu menyerap kebutuhan yang cukup tinggi, baik secara kuantitas apalagi kualitas. Saat ini kebutuhan domba kambing dalam negeri 5.6 juta ekor/tahun, luar negeri 2.7 juta ekor/tahun. Untuk kebutuhan kurban saja, DKI Jakarta membutuhkan kambing domba sebanyak 400.000 ekor dan sapi 5000 ekor ( Data Tahun 2006).Pada sisi lain, pola pemeliharaan yang masih tradisional, dan pengetahuan rendah tentang pemeliharaan serta akses pemasaran yang terbatas menjadi kendala utama dalam berkembangnya usaha Ternak domba kambing di Indonesia. Sehingga peluang pasar ini lebih banyak dimanfaatkan oleh para tengkulak atau pihak tertentu yang melakukan eksploitasi tanpa batas maupun impor Ternak atau daging dari Negara lain.Maka suatu keniscayaan apabila dilakukan budidaya dan pemeliharaan yang baik sehingga kita mampu bersaing dengan negara lain untuk memenuhi kebutuhan daging dunia, salah satunya kebutuhan hewan kurban oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.Oleh karena itu, Kampoeng Ternak sebagai lembaga yang bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat peternak baik disisi produksi perbibitan maupun pemasaran Ternak bermaksud menawarkan Pelatihan Aplikatif Peternakan Domba Kambing bagi masyarakat, baik secara individu, kelompok maupun instansi yang berminat terjun berbisnis melalui usaha beternak domba kambing.
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pemotongan dan bagian-bagian dari domba serta mengetahui bagaimana kehidupan dari domba tersebut


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perawatan Ternak
Perawatan merupakan salah satu bagian daripada pemeliharaan ternak yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa perawatan penting yang harus dilakukan secara rutin dalam pemeliharaan ternak yaitu domba kambing antara lain:
2.1.1. Memandikan
Ternak yang tidak pernah dimandikan, maka bulunya akan kotor, gembel dan lembab terutama domba yang tidak pernah dicukur bulunya. Keadaan seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan terhadap kesehatan ternak. Tujuan memandikan ternak yaitu untuk menjaga kesehatan ternak dari kuman penyakit, parasit dan jamur yang bersarang dalam bulu. Ternak yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat. Sebaiknya ternak dapat dimandikan secara rutin untuk jantan seminggu sekali sedangkan betina dapat dimandikan sebulan sekali. Dalam memandikan ternak jantan dapat di dalam kandang atau dapat dilakukan di luar kandang atau di tempat pemandian (sumur dan kolam renang), sedangkan ternak betina dimandikan di dalam kandang sekaligus untuk sanitasi kandang.
2.1.2. Pencukuran bulu
Domba yang tidak pernah dicukur bulunya akan menjadi gembel dan akan sulit untuk dibersihkan, kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan kesehatan ternak. Tujuan dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit-parasit luar (ekto parasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh jamur. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan untuk memperindah domba terutama pejantan. Pada betina, seluruh rambut yang menempel di badan dipotong sedangkan pada jantan biasanya disisakan pada bagian leher (jenggot) dan punggung bagian depan untuk menambah kesan kejantanan dan keindahan ternak.Sebelum dicukur sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu agar dalam pelaksanaan pencukuran lebih mudah. Pencukuran dapat dilakukan setahun 1 sampai 2 kali pada betina, sedangkan pada pejantan dilakukan setiap 3 sampai 4 bulan karena pejantan harus selalu kawin dan jika rambutnya panjang akan mengganggu aktivitas perkawinan, juga mengurangi keindahan. Pencukuran yang pertama dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba tidak stress.
2.1.3. Pembutrikan
Pembutrikan merupakan kegiatan khusus dalam perawatan anak jantan dan jantan muda serta jantan dewasa. Pembutrikan merupakan pemotongan bulu disekitar tanduk khusus untuk domba garut jantan. Bulu disekitar tanduk dipotong sampai bersih karena bulu disekitar tanduk tersbut akan tumbuh dengan baik dan cepat sehingga dapat menghambat daripada pertumbuhan tanduk, karena tanduk dan bulu akan berebutan makanan, sehingga dengan dilakukan pembutrikan ini tanduk akan tumbuh dengan cepat. Anak jantan mulai dibutrik pada umur satu bulan dan selanjutnya dibutrik setiap bulan untuk mempercepat proses pertumbuhan tanduk. Pada domba garut perawatan tanduk merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi daya jual domba tersebut. Selain untuk mempercepat pertumbuhan tanduk, khususnya pada pejantan dewasa akan menyebabkan kerusakan pada tanduk yaitu tanduk akan mudah keropos dan pecah dan apabila diadukan maka tandukakan pecah.
2.1.4. Pemotongan kuku
Pemotongan kuku merupakan salah satu dari kegiatan perawatan kesehatan DOKA. Kuku yang panjang akan mengganggu proses pertumbuhan anak, karena anak akan berjalan dengan tidak wajar akibat terganggu oleh kuku. Cara berjalan yang tidak wajar tersebut akan terus terbawa sampai dewasa, hal ini akan menurunkan nilai jual. Pada DOKA dewasa, pemotongan kuku juga merupakan langkah preventif terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit kuku (pododermatitis) akibat banyak terselipnya kuman-kuman penyakit pada sela-sela kuku. Selain itu kuku yang panjang terutama pada jantan akan mengganggu proses perkawinan karena pejantan tidak bisa berdiri secara sempurna. Jika kuku tersebut patah maka akan mengakibatkan luka dan infeksi. Pemotongan kuku pada anak dimulai sejak anak berumur 6 bulan dan selanjutnya dilakukan seperti pada induk betina dan pejantan, yaitu 3-6 bulan sekali.



III. MATERI DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di kubang raya yaitu di peternakan tiga dara H. jefri Noer. Pada hari minggu tanggal 13 juni 2010 pukul 09.00 Wib.
3.2. Materi
Penyembelihan domba dan cara menanganinya setelah disembelih


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Tahap-Tahap Pengerjaan Domba dari Hidup Sampai Menjadi Daging
4.1.11 enimbangan
Penimbangan dilakukan dengan cara menggunakan timbangan berdiri yaitu dengan cara timbang terlebih dahulu orang yang akan menggendong domba kemudian lakukan penimbangan orang dan dombanya sekaligus. Untuk mendapatkan berat dari kambing yaitu dengan cara mengurangi berat orang dan kambing dengan berat kambing.
Dengan rumus:


Dari rumus diatas dapat dihitung berat orang yaitu:
Jumetri: 75 kg
Berat jumetri dan domba: 96 kg
Maka didapat berat kambingnya: 96 kg – 75 kg = 21 kg
Rike febrian putra: 57 kg
Berat rike dan domba: 78 kg
Maka didapat berat kambingnya: 78 kg – 57 kg = 21 kg
Jadi, dari dua data diatas dapat disimpulkan bahwa berat domba yang akan dipotong adalah 21 kg, penimbangan ini dilakukan dua kali adalah untuk mendapatkan berat yang akurat karena jika satu saja maka keakuratannya masih diragukan.
Untuk umur domba dapat dilihat dari gigi domba tersebut, maka didapatlah bahwa domba ini berumur mendekati 1 tahun karena telah terjadi pergantian satu gigi.

4.2. Pencukuran Bulu
Pencukuran bulu ini bertujuan untuk pengambilan bulu atau wool dari domba. Wool dari domba bisa dibuat berbagai macam produk diantaranya yaitu, karpet, alas kaki dan lain-lain dengan harga yang sangat mahal. Dari praktikum ini dapat dihasilkan bulu yaitu 0.5 kg, setelah pengambilan kulit selesai maka domba tersebut ditimbang lagi maka didapat hasil yaitu 20,5 kg. yaitu pengurangan berat awal dengan jumlah bulu yang didapat.
Bulu yang didapat tersebut dibersihkan yaitu dengan cara rendam bulu didalam air kira-kira selama 2 jam dengan dicampur rinso, kemudian dikucek sampai airnya bersih setelah itu bulu domba ini dijemur sampai erring setelah itu bulu domba ini bisa dimanfaatkan untuk membuat produk seperti alas kaki, karpet dan lainnya.

4.3. Pengukuran
Setelah pencukuran dilakukan maka dapat dilaksanakan pengukuran yaitu:
 Panjang badan, yaitu dari dari tulang humer sampai tulang tubersii, atau bisa juga dilakukan di bagian punggung maka didapat yaitu panjang badannya 51 cm,
 Lingkar dada, yaitu dilakukan dibelakang kaki depan maka didapat lingkar dadanya yaitu 67 cm
 Tinggi badan, yaitu dilakukan mulai dari lantai sampai dengan punggung bagian atas. Maka didapat 63 cm.
 Panjang telinga, yaitu dari pangkal telinga sampai ujung telinga, maka didapat 13 cm
 Panjang ekor 21 cm
 Lebar pinggang 15 cm
 Lebar dada 13 cm
 Dalam dada 27 cm
 Tulang kanon, yaitu tulang yang dimulai dari batas teracak sampai batas tulang lutut maka di dapat hasilnya 20 cm. Untuk tulang kanon ini jika domba itu untuk pedaging maka tulang kanonnya yang baik adalah pendek sedangkan untuk domba perah maka tulang kanon yang baik adalah panjang karena ambing domba perah ini besar jika ambingnya pendek maka akan mengakibatkan ambingnya akan mencapai dasar tanah sehingga akan memudahkan untuk mengalami sakit seperti mastitis.

4.4. Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan cara kedua telinga dilipat kebelakang dengan kedua kaki diikat dan dihadapkan ke arah kiblat untuk orang penyembelihnya juga harus menghadap kiblat,sebelum pemotongan dilakukan pembacaan do’a sebagai mana yang telah diajarkan dalam islam. Dalam pemotongan ini hendaknya selalu berpedoman kepada alquran dan hadist supaya mendapatkan hasil yang halal dan toyyib.
Dalam proses pemotongan kita tidak boleh melakukan penyiksaan terhadap domba tersebut, sebaiknya untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan olh domba sebaiknya dilakukan pemuasaan dan pemingsanan.

4.5. Pengulitan
Pengulitan dilakukan dengan cara menggantungkan domba tersebut dengan kepala kebawah dan kaki belakang diatas, sebelum melakukan pengulitan sebaiknya kepala dan kakinya dipotong terlebih dahulu setelah itu dilakukan penimbangan terhadap kaki maka didapat, kaki depan 2 ons dan kaki belakang 3 ons, kepala beratnya 1,4 kg sebelum dikuliti setelah dikuliti didapat hasil kepala 1 kg dengan berat kulit 3 ons, kaki depan 1,5 ons dengan berat kulit 0,5 ons dan kaki belakang 3 ons dengan berat kulit 1 ons. Pengulitan ini dimulai dari kaki belakang pada bagian perut sampai ke bagain kepala.



4.6. Pengeluaran Jeroan
Berat jeroan secara keseluruhan adalah 7,4 kg, berat daging setelah dikeluarkan jeroan adalah 9,5 kg. dengan berat hati 2,5 ons, limfa 1,5 ons, jantung dan ginjal 1,5 ons, ekor 1,5 gram, kantong kemih 9 ons.

4.7. Pemotongan Karkas
Karkas adalah bagian yang selain kepala, ekor, jeroan, limfa, kulit. Berat daging yang didapat adalah sebanyak 5 kg.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Jika kita melakukan pemotongan dengan bagus maka akan mendapatkan rasa daging yang enak dan empuk, pemotongan dilakukan dengan membaca basmalah.
2. pemotongan dilakukan pada bagian tulang muka dengan menghadap kiblat

5.2. Saran
Lakukanlah penyembelihan dengan benar dan halal tanpa adanya penyiksaan terhadap ternak yang akan kita potong



Tidak ada komentar: