Minggu, 28 November 2010

MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM BROILER

MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM BROILER PETERNAKAN PONIMAN

DI DESA RIMBO PANJANG KABUPATEN KAMPAR

RIAU

DIPOSKAN OLEH:

MUHAMMAD SARDI

I. KONDISI UMUM

2.1 Sejarah Berdirinya perusahaan

Usaha peternakan ayam broiler pada peternakan Poniman didirikan pada tahun 2003. Usaha ini didirikan atas modal sendiri dan keinginan bapak Poniman untuk beternak ayam broiler. Tahun 2003 bapak Poniman bekerjasama dengan PT. Indojaya Agrinusa untuk meningkatkan produksi, namun pada saaat itu terjadi perbedaan pendapat antara bapak Poniman dengan pimpinan PT. Indojaya Agrinusa, maka pada tahun 2005-2006 bapak Poniman menggunakan modal usaha sendiri, namun dengan modal sendiri tersebut usaha peternakan Poniman mengalami fluktuasi, oleh sebab itu mulai tahun 2007-2009 menjalin hubungan kerjasama dengan PT. Ramah Tamah Indah (RTI), dengan tujuan untuk meningkatkan produksi ayam broiler. Tahun 2009 sampai sekarang peternakan Poniman kerja sama dengan CV. Buana Eka Jaya mulai dalam bidang bibit sampai pemasaran dengan tujuan meningkatkan produksi.

2.2 Letak geografis

2.2.1 Luas wilayah

Usaha peternakan ayam broiler Poniman ini terletak di Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang yang mempunyai luas wilayah 1.000 Ha.(Kantor Kepala Desa Rimbo Panjang, 2007)

2.2.2 Ketinggian Tempat

Berdasarkan topografi wilayah Desa Rimbo Panjang terletak diketinggian 60 meter dari permukaan laut, curah hujan rata-rata 400-500 mm per tahun.

2.2.3 Topografi

Berdasarkan topografi wilayah Desa Rimbo Panjang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu rata-rata 28-33 0C yang terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. (Kantor Kepala Desa Rimbo Panjang, 2007)

2.2.3 Batas Wilayah

Desa Rimbo Panjang memilili batas wilayah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Desa Karya Indah, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tarai/Parit Baru, sebelah timur berbatasan dengan Kota Pekanbaru, sebelah barat berbatasan dengan Desa Kualu Nenas.(Kantor Kepala Desa Rimbo Panjang, 2007)

2.2.4 Demografi dan Kependudukan

Data akhir tahun 2007, jumlah penduduk Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang berdasarkan jenis kelamin sebanyak 1.732 jiwa, penduduk laki-laki berjumlah 744 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 988 jiwa. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki.(Kantor Kepala Desa Rimbo Panjang, 2007)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala Desa Rimbo Panjang penduduk berdasarkan agama sampai akhir tahun 2007 sebanyak 1.732 jiwa, dengan 1.722 jiwa yang beragama Islam dan 10 jiwa beragam kristen. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.

No

Jenis Pekerjaan

Jumlah (Jiwa)

1

Karyawan

20

2

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

12

3

Wiraswasta

95

4

Tani

270

5

Pertukangan

15

Jumlah

412

Sumber : Kantor Kepala Desa Rimbo Panjang, 2007

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 412 jiwa, dan jumlah penduduk lainnya yaitu ibu rumah tangga dan anak-anak yang terdiri dari ibu rumah tangga berjumlah 400 jiwa dan anak-anak berjumlah 919 jiwa. Penduduk dengan bekerja sebagai petani lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Umumnya di daerah tersebut melakukan kegiatan pertaniannya berupa nenas, karet dan usaha peternakan lainnya seperti usaha ayam broiler, dan kambing. .

2.3 Bidang Kegiatan

2.3.1 Pertanian

Luas lahan pertanian di Desa Rimbo Panjang sekitar 75 Ha. Jenis tanaman pertanian antara lain adalah nenas, pisang. Luas lahan perkebunan sekitar 125 Ha. Jenis tanaman perkebunan antara lain adalah karet dan sawit..

2.3.2 Perikanan

Luas wilayah perikanan di Desa Rimbo Panjang sekitar 3 Ha. Kegiatan perikanan yang dilakukan dalam bentuk budidaya ikan lele dalam kolam, dengan luas kolam masing-masing berkisar 20 m-30 m persegi.

2.3.4 Peternakan

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Rimbo Panjang jumlah binatang ternak yang terdapat di desa tersebut berjumlah 12.350 ekor dengan 3 jenis usaha peternakan, yaitu pemeliharaan ayam broiler, kambing, dan ayam kampung. Usaha peternakan ayam broiler di Desa Rimbo Panjang biasanya diusahakan dalam dua bentuk yaitu usaha peternakan mandiri dan usaha peternakan dengan pola kemitraan. Biasanya peternakan mandiri pada awalnya merupakan peternakan pola kemitraan.

2.3.5 Kehutanan

Luas hutan yang ada di Desa Rimbo Panjang sekitar 10 Ha, sedangkan informasi mengenai jumlah jenis tanaman hutan belum diketahui.

2.4 Struktur Organisasi Peternakan Poniman

Menurut pengamatan di lapangan, usaha peternakan ayam broiler Poniman merupakan usaha peternakan ayam broiler dengan skala sedang, dengan struktur organisasi sebagai berikut.




Gambar 1. Struktur Organisasi di Peternakan Poniman.

2.5 Bidang Usaha Perusahaan

2.5.1 Pimpinan

Pimpinan usaha peternakan ayam broiler di peternakan Poniman adalah Bapak Poniman sendiri sekaligus pemilik kandang. Pimpinan adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan keberhasilan usaha ayam broiler, produksi, keamanan, aset atau investasi perusahaan, mengelola dengan baik sumberdaya manusia dan melakukan interaksi, baik dengan lingkungan masyarakat termasuk aparat keamanan maupun pemerintah.

2.5.2 Bagian Pengadaan

Bagian pengadaan bertanggung jawab terhadap pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan dalam usaha ayam broiler. Kebutuhan tersebut meliputi pengadaan sarana produksi ternak (sapronak) berupa peralatan kandang (tempat pakan, tempat minum, sprayer dan peralatan brooding), DOC, pakan, obat-obatan, sekam dan kapur. Bagian pengadaan dikepalai oleh Bapak Poniman.

2.5.3 Technical Service

Beberapa tugas Technical Service yaitu :

1. Membuat perencanaan jadwal penerimaan DOC, persiapan kandang dan peralatannya, menghitung kebutuhan DOC, pakan, obat-obatan, vaksin dan menentukan target prestasi yang akan dicapai.

2. Membuat laporan produksi harian yaitu perkembangan ayam, tingkat kematian serta pemakaian pakan, obat-obatan serta vaksin.

3. Mengontrol segala aktifitas karyawan kandang, mengarahkan, dan memberikan bimbingan teknis produksi ayam.

4. Membuat rencana jadwal panen dan membuat laporan mengenai keadaan ayam, berat badan dan umur.

5. Membuat laporan akhir produksi serta rincian per kandang dan mencatat tingkat kematian, jumlah konsumsi pakan, berat ayam ketika dipanen, umur ayam ketika dipanen, serta jumlah pemakaian obat-obatan, dan vaksin.

Technical Service pada usaha peternkan ayam broiler milik Bapak Poniman adalah Bapak drh. Budi Rahardjo, yang merupakan karyawan PT Ramah Tamah Indah (RTI).

2.5.4 Karyawan Kandang

Karyawan kandang merupakan pekerja yang terlibat aktif dalam suatu usaha pemeliharaan ayam broiler. Karyawan kandang merupakan tingkat terendah dalam struktur organisasi. Karyawan kandang Bapak Poniman yaitu Aseng yang mengelola ayam broiler dengan kapasitas 8000 ekor ayam yang terdiri dari dua kandang dan setiap kandang terdiri dari 4000 ekor ayam. Karyawan kandang bertanggung jawab menyiapkan pakan dan peralatan kandang, membersihkan kandang, mencuci, mendisinfektan kandang, memberi pakan dan minum, mencatat pakan yang diberikan, mencatat ayam yang mati maupun afkir, menjaga ayam, dan keseluruhan pekerjaan yang ada dikandang.

1.1 Kandang

Kandang di peternakan Poniman yang digunakan adalah kandang panggung dengan ukuran kandang, panjang 100 meter, lebar 8 meter, dan ketinggian 3,5 meter, dengan tinggi lantai 2 meter. Kandang terbagi menjadi dua kelompok kandang, kapasitas setiap kandang 400 ekor ayam. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kandang yaitu terbuat dari kayu untuk lantai dan dinding, sedangkan untuk atap kandang terbuat dari daun rumbio dan untuk liter terbuat dari serbuk gergaji. Kandang mempunyai slat dengan jarak 2-3 cm. Kandang dibangun diatas tanah rawa yang sudah ditimbun dengan tanah yang kering agar tanah tidak basah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2007). Kandang panggung merupakan bentuk kandang yang paling banyak dibangun untuk mengatasi temperatur panas. Kandang panggung cocok dibangun di daerah dataran rendah atau berawa. Konstruksi rangka kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, kayu dolken. Lantai kandang harus berlubang atau sistem slat yang bisa dibuat dari bambu atau kayu dengan jarak antar slat sekitar 2,5 cm.

1.2 Syarat Pembuatan Kandang.

1.2.1 Lokasi

Lokasi kandang adalah letak berdirinya kandang. Lokasi peternakan Poniman terletak 9 meter dari pemukiman penduduk, sumber air cukup karena air berasal dari sumur bor yang dibuat penampung air dan dialirkan melalui pipa air ke daerah kandang, kandang bebas dari penghalang pergerakan udara dari pepohonan yang ada di daerah kandang serta bentuk dinding kandang, dan lokasi memiliki akses jalan tanah yaitu berjarak 30 meter dari jalan raya, sedangkan jaringan listrik sudah mencukupi untuk kebutuhan kandang yang berasal dari rumah bapak Poniman, dan untuk jaringan telpon sudah ada yaitu dengan menggunakan jaringan seluler.

Kondisi ini sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santoso, (2003), yaitu lokasi harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki sumber air yang cukup terutama pada musim kemarau, bebas dari penghalang sehingga udara bebas keluar masuk, serta lokasi harus memiliki akses jalan, listrik dan telpon.

Hal ini telah sesuai yang dikemukakan Sudaryani dan Santoso, 2003, syarat-syarat lokasi kandang adalah tersedianya sumber air, bebas keluar masuknya udara kekandang, jaringan listrik dan telpon.

5.2.2 Lingkungan masyarakat

Lingkungan tempat kandang peternakan Poniman awal berdirinya didukung oleh masyarakat sekitarnya, karena memudahkan bagi masyarakat untuk mendapatkan ayam potong, tapi waktu berjalan terus sehingga tempat pemukiman semakin banyak sehinga mendekati kandang ayam. Kandang yang dekat membuat masyarakat resah dengan limbah yang dihasilkan ayam, maka bapak Poniman mengambil inisiatif untuk memindahkan lokasi kandang yang jauh dari pemukiman penduduk, tapi bapak Poniman belum menemukan lahan yang strategis untuk lokasi kandang. Menurut (Sudaryani dan Santoso, 2003), lingkungan disekitar masyarakat sangat penting, sehingga bisa peternakan, memberi izin dari masyarakat mendirikan peternakan dan interaksi yang harmonis antar pengusaha dan masyarakat bisa menjamin kelancaran usaha. Lokasi peternakan Poniman belum sesuai dengan yang dikemukankan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003) yaitu lokasi terlalu dekat dengan pemukiman penduduk yang membuat warga sekitarnya resah dengan limbah yang dihasilkan ayam.

5.2.3 Keamanan

Keamanan kandang bapak Poniman sangat aman dari binatang pemangsa, seperti, anjing, ular dan sejenisnya. Kandang juga aman dari pencurian walaupun tidak memiliki satpam karena karyawan kandang selalu berada di lokasi kandang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003), tempat usaha peternakan harus aman dari segala gangguan, baik gangguan kriminal maupun gangguan keamanan lainnya seperti menggunakan jasa satpam.

5.2.4 Perizinan

Kandang peternakan Poniman memiliki perizinan yang lengkap sejak bapak Poniman membuka usaha peternakan bapak Poniman mengurus sendiri mulai dari surat persetujuan lingkungan masyarakat sekitar usaha, rekomendasi dari desa, izin prinsip dari pemerintah kabupaten. Sebagai mana menurut Fadilah, (2008), setiap usaha peternakan harus memiliki izin usaha. Jenjang perizinan dari tingkat pemerintahan, disesuaikan dengan skala usaha peternakan tersebut. Tahapan proses perizinan dimulai dari surat persetujuan lingkungan masyarakat sekitar usaha, rekomendasi dari desa, izin prinsip dari pemerintah kabupaten, izin mendirikan bangunan dan amdal, surat izin usaha (SIU), dan surat izin gangguan

5.3 Syarat Perkandangan Untuk Peternakan Ayam Pedaging

5.3.1 Letak Kandang

Letak kandang peternakan Poniman terletak pada dataran rendah yang sejajar dengan pemukiman penduduk. Kandang terdiri dari dua kelompok, jarak kandang yang satu dengan kandang yang lain yaitu 3 meter, sehingga tidak terjadi pencemaran antara kandang yang satu dengan kandang yang lain. Kandang membujur dengan terbitnya matahari ( timur dan barat), sedangkan tempat tinggal karyawan satu bangunan dengan kandang ayam.

Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santoso, (2003), bahwa beberapa faktor perlu diperhatikan pada saat menentukan kandang yaitu: letak kandang sebaiknya dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya, penataan antara satu bangunan dengan banguna lainnya harus dapat menjamin tidak terjadinya pencemaran, letak kandang harus memungkinkan sinar matahari pagi dapat leluasa masuk ke dalam kandang.

Letak kandang peternakan Poniman sesuai dengan yang dikemukakan Sudaryani dan Santoso, (2003), yaitu jarak antara kelompok kandang 3 meter dan arah bangunan kandang membujur sesuai dengan terbitnya matahari. Kandang lebih tinggi dari pemukiman penduduk dan tempat tinggal karyawan seharusnya jauh dari kandang atau tidak satu bangunan dengan kandang ayam. Letak kandang sebaiknya berjarak sekurang-kurangnya 50 meter dari rumah tenaga kerja atau bangunan lain-lain seperti gudang, kantor dan lain-lain.

5.3.2 Konstruksi Kandang

Konstruksi kandang Peternakan Poniman sebagai berikut:

  1. Sistim dinding kandang yaitu sistim tertutup dan terbuka. Dinding kandang ditutup apabila suhu di bawah 21°C atau keadaan ayam berkelompok-kelompok (berkumpul-kumpul). Dinding kandang dibuka bila suhu diatas 30°C atau dengan keadaan ayam gelisah.
  2. Lantai kandang berbentuk celah-celah atau selat dengan bahan kayu sebesar 4 cm x 2,5 cm dengan kerenggangan 2,5 cm dan tinggi lantai dari permukaan tanah 2 meter
  3. Atap kandang terbuat dari daun rumbio, sehingga ayam terhindar dari panas matahari dan hujan.

Konstruksi kandang Peternakan Poniman telah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudaryani dan Santono, 2003 yaitu. kandang dikatakan nyaman dan berkonstruksi baik bila memenuhi beberapa syarat berikut: ventilasi kandang yang baik yaitu leluasa antara pertukaran udara segar dengan udara kotor dengan suhu 21°C- 27°C dan kelembapan 60% di dalam kandang, dinding kandang terbagi dua yaitu dinding kandang sistem terbuka dan sistem tertutup, lantai kandang dapat berbentuk padat serta rapat ke tanah sering disebut litter dan berbentuk celah/rongga-rongga dan berada di atas tana 50-68 cm. Lantai dapat dibuat dengan bilah-bilah bambu atau kayu yang disebut slat atau bisa juga dari kawat, kerenggangan antara 2,5 cm dan besarnya 2,5 cm x 5 cm, bahan atap kandang sebaiknya dipilih yang baik sehingga dapat melindungi ayam dari panas matahari, hujan, dan mempermudah pemeliharaan, seperti seng, daun rumbio, asbes dan lain-lain.

5.4 Jenis Kandang Berdasarkan Sistemnya.

Jenis kandang yang digunakan pada peternakan bapak Poniman adalah kandang panggung, hal ini dilakukan karena tempat peternakan Poniman terletak pada dataran rendah. Bahan kandang terbuat dari kayu terutama pada lantai kandang yang mempunyai jarak slat 2,5 cm, hal ini bertujuan untuk memudahkan sirkulasi udara dan menghindari terkontaminasinya penyakit-penyakit yang menular.

Fadillah, 2007 menyatakan bahwa kandang panggung merupakan bentuk kandang yang paling banyak dibangun untuk mengatasi temperatur panas. Kandang panggung cocok dibangun di daerah dataran rendah atau berawa. Konstruksi rangka kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, kayu dolken. Kelebihan kandang sistem panggung adalah sirkulasi udara berjalan lebih baik dibandingkan dengan sirkulasi udara di kandang sistem postal. Keadaan ini disebabkan udara datang dari arah bawah dan samping kandang. Lantai kandang harus berlubang atau sistem slat yang bisa dibuat dari bambu atau kayu dengan jarak antar slat sekitar 2,5 cm.

Peternakan Poniman sesuai yang dikemukakan oleh Fadillah, 2007 yaitu jenis kandang yang digunakan adalah kandang panggung yang bahan kandangnya dari kayu, dengan jarak slat 2,5 cm.

5.5 Ukuran Kandang Berdasarkan Umur Ayam.

Kelancaran sirkulasi udara sangat bagus pada Peternakan Poniman, karena menggunakan kandang panggung, sehingga dapat meminimalisasi fluktuasi suhu . Sebagaiman ukuran kandang pada peternakan Poniman yaitu pada umur 1-7 hari dengan ukuran kandang 33 meter x 8 meter yang berkapasitas 4000 ekor

Umur ayam 7-14 hari ukuran kandang 66 meter x 8 meter sama dengan umurayam 1-7 hari dibuat sekat juga dengan kapasitas kandang 4000 ekor ayam . Umur ayam diatas 14 hari ukuran kandang 100 meter x 8 meter dengan kepadatan kandang 4000 ekor ayam sampai ayam panen .

Hal ini telah sesuai yang dikemukakan oleh Fadillah, 2007, yaitu luas ukuran kandang berdasarkan umur, kepadatan per meter persegi adalah:

  1. Umur 1 – 3 hari kepadatan 40 – 50 ekor per meter persegi.
  2. Umur 4 – 6 hari kepadatan 25 – 35 ekor per meter persegi.
  3. Umur 7 – 9 hari kepadatan 15 – 20 ekor per meter persegi.
  4. Umur lebih dari 10 hari kepadatan 10-15 ekor per meter persegi.

5.6 Peralatan Kandang

Penggunaan peralatan dan bahan-bahan kandang di peternakan bapak Poniman didasarkan pada (a) tepat guna yaitu peralatan yang akan digunakan di kandang harus berguna dan bermanfaat bagi ayam, baik jumlah, kegunaannya, cara pakai, atau nilai ekonominya, (b) konstruksinya sederhana agar penggunaan dan perawatannya lebih mudah, (c) dapat dipindah- pindahkan, (d) mudah dibongkar pasang, (e) bersifat aman bagi ayam dan karyawan, (f) biaya murah, tetapi tidak berarti kita harus membeli peralatan yang murah. Harga peralatan mahal tidak jadi masalah jika peralatan tersebut berkualitas dan tahan lama, sehingga bisa dipakai beberapa priode, (g) dapat mengurangi tenaga kerja, jika tenaga kerja sukar diperoleh atau pembayaran terlalu tinggi.

Hal ini telah sesuai yang dikemukakan oleh Priyatno dan Martono, (2004), yaitu bentuk, ukuran, dan jumlah peralatan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu sesuai dengan umur ayam, mudah dicapai oleh ayam, tidak mengganggu tata laksana, mencukupi kebutuhan ayam agar tidak berebutan

Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan pada Peternakan Poniman seperti:

1. Litter

Litter yang digunakan pada peternakan bapak Poniman yaitu liter dari serbuk gergaji yang dikumpulkan dari perusahaan perabotan dalam keadaan kering . Liter hanya menggunakan serbuk gergaji tanpa ada tambahan lainnya, seperti serbuk kapur. Sebelum pemasangan litter pada kandang terlebih dahulu lantai dialasi dengan karung pakan ayam yang sudah bersih, karena lantai kandang mempunyai celah atau slat agar serbuk tidak jatuh ketanah. Ketebalan litter yang dipakai 2-3 cm, hal ini disebabkan karena litter hanya sekali pakai yaitu mulai umur ayam 1-7 hari setelah itu liter dikumpulkan untuk dijual pada petani. Setelah 7 hari kandang tidak memakai liter, karena kandang yang digunakan kandang panggung. Ketebalan liter ini masih tipis dibandingkan yang dikemukakan oleh Bambang, (2008) yaitu ketebalan litter yang digunakan 10-15 cm.

2. Pemanas

Pemanas yang digunakan pada Peternakan Poniman yaitu pemanas yang terbuat dari tong yang dalamnya diisi kayu yang dibakar. Pada saat ayam kedinginan ayam akan mendekati tong pemanas, begitu sebaliknya ketika ayam kepanasan ayam akan menjauh dari tong pemanas. Pemanas digunakan mulai dari umur ayam 1-14 hari setelah itu menggunakan pemanas dari lampu listrik 60 Watt, dengan jarak lampu listrik 2 meter. Lampu listrik digunakan mulai dari 14 hari sampai panen. Pemanas ini digunakan hanya pada malam hari






Gambar 2 . Alat Pemanas

Pemanas pada Peternakan Poniman telah sesuai yang dikemukakan oleh Sugandi (1978) bahwa temperatur udara disekitar alat pemanas yang baik untuk pertumbuhan anak ayam adalah 35oC. Pemanas dihidupkan selama 3 hari tanpa dimatikan. Hari ke-4 dan seterusnya pemanas dihidupkan sesuai dengan keadaan cuaca. Pencahayaan menggunakan lampu neon 60 Watt.

3. Tempat Pakan dan Minum

1. Tempat Pakan

Tempat pakan yang digunakan di Peternakan Poniman terbuat dari bahan plastik dan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Priyatno dan Martono 2004, yaitu sesuai dengan umur ayam, tidak mudah kotor dari feses ayam, mudah dicapai ayam, pakan yang tersedia sesuai dengan jumlah ayam agar tidak terjadi perebutan pakan, dan praktis.






Tempat pakan DOC Tempat Pakan umur lebih dari 14 hari

Gambar 3. Tempat Pakan

Tempat pakan pada peternkan Poniman terdapat dua jenis tempat pakan, yaitu tempat pakan yang berbentuk piring dan bulat

Tabel 4 memperlihatkan jenis dan jumlah tempat pakan, umur ayam yang digunakan pada peternakan Poniman.

Tabel : 4. Jenis dan Jumlah Tempat Pakan yang Digunakan pada Peternakan Poniman

NO

Jenis tempat Pakan

Umur Ayam (hari)

Ukuran Kandang

Kapasitas (ekor)

Jumlah tempat Pakan

1.

2.

3.

Piring Plastik

Piring plastik

Plastik Bulat

1- 7

7-14

14 sampai panen

33 m x 8 m

66 m x 8 m

100 m x 8 m

4000

4000

4000

36

60

81

Tempat pakan yang digunakan di peternakan Poniman telah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Priyatno dan Martono, (2004), tempat pakan dapat dibuat sendiri dari papan atau kayu.

2 Tempat minum

Tempat minum yang digunakan pada Peternakan Poniman adalah dua bentuk, yaitu tempat minum manual dan otomatis.

Tempat Minum Manual Tempat Minum Otomatis




Gambar 4. Tempat Minum manual dan otomatis

1. Tempat minum manual

Tempat minum manual adalah tempat minum yang pengisiannya secara manual. Tempat minum ini dicuci setiap pengisian air untuk menjaga kebersihan tempat minum dan menjaga kesegaran air minum. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik, warna putih dengan kapasitas 3,250-3,350 ml.

2. Tempat minum otomatis

Tempat minum otomatis yaitu tempat minum yang secara otomatis terisi dengan air dengan menggunakan slang yang dialirkan dari penampungan air. Ketinggian tempat minum setinggi bahu ayam. Tempat minum ini terbuat dari bahan plastik yang berwarna merah dengan ukuran yaitu tinggi 350mm, berat 536g - 558g, yang berkapasitas Air 1,300ml. Tempat minum ini diperlukan pencucian minimal 2 kali sehari pagi dan sore, untuk menjaga kesegaran air minum. Tempat minum ini dipakai pada umur ayam 14 hari sampai panen.

Tabel: 5. Jenis dan Jumlah Tempat Minum pada Peternakan Poniman

NO

Tempat Minum

Umur Ayam (hari)

Jumlah Tempat Minum

Ukuran Kandang

Kepadatan Kandang

1.

2.

Manual

Otomatis

1-7

8-14

> 14

22 buah

44 buah

66 buah

33 m x 8 m

66 m x 8 m

100m x 8 m

4000 ekor

4000 ekor

4000 ekor

Pada Peternakan Poniman tempat minum sudah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Priyatno dan Martono, (2004), yaitu ukuran, jumlah dan bahan tempat minum.

5.7 Pembersihan Kandang

Pembersihan kandang yang dilakukan di peternakan Poniman meliputi pembersihan atap dan lantai kandang, pengapuran dan pengistirahatan.

Sebelum pembersihan kandang ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu

  1. Mengeluarkan barang-barang seperti: tempat minum, tempat pakan, alat pemanas, dan peralatan lainnya.
  2. Setelah dikeluarkan barang-barang tersebut, lalu dimulailah membuang sekam yang sudah tidak dipakai kemudian dimasukan ke dalam karung, dan disimpan di gudang agar terhindar dari hujan.
  3. Ketika selesai pembuangan sekam (litter) sebaiknya disapu semua, untuk memastikan bahwa kotoran yang ada di dalam kandang benar-benar bersih.
  4. Lakukan penyemprotan terlebih dahulu, Penyemprotan ini sebaiknya menggunakan obat kutu, jangan menggunakan disinfektan, gunakan obat kutu atau insektisida yang mudah didapat, pada waktu penyemprotan buka tirai kandang, penyemprotan dilakukan dengan tujuan untuk membunuh kutu yang ada di dalam kandang, lakukan penyemprotan dengan rata, untuk keselamatan pekerja, siapkan sarung tangan, helm untuk melindungi kepala agar tidak terkena semburan obat, sepatu bot, baju panjang dan masker.

Setelah itu baru dilakukan pembersihan atap dan lantai kandang. Pembersihan atap dilakukan dengan membersihkan debu dan sarang laba-laba yang ada dilangit-langit kandang dengan menggunakan sapu bergagang panjang. Pembersihan lantai dimulai dengan menyemprotkan air ke permukaan lantai kemudian didiamkan selama beberapa jam, dengan tujuan agar kotoran yang menempel dapat dengan mudah dibersihkan. Setelah didiamkan selama beberapa jam, lantai digosok dengan menggunakan sikat dan sapu sambil disemprot dengan air sampai bersih.

Setelah lantai bersih kemudian lantai dibiarkan kering dan selanjutnya dilakukan pengapuran. Bahan yang digunakan dalam proses pengapuran untuk luas kandang 100 x 8 meter adalah 10 tutup rodalon , 500 liter air dan 5 liter formalin 40%. Cara kerjanya yaitu kapur dilarutkan dengan air di dalam drum, lalu ditambahkan formalin 40% kemudian aduk hingga homogen dengan menggunakan alat pengaduk. Setelah homogen, larutan tersebut disemprotkan secara merata ke seluruh lantai kandang. Pengistirahatan kandang dilakukan setelah pengapuran selesai. Pengistirahatan dilakukan selama ± 1-2 minggu.

Persiapan peralatan kandang meliputi pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang telah digunakan sebelumnya, penyemprotan tirai, “pembersihan drum” (pemanas).

Pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang akan digunakan dilakukan dengan menggunakan disinfektan yaitu Septosid, kemudian dikeringkan. Penyemprotan tirai dan “pembersihan semawar” (pemanas) dilakukan dengan menggunakan disinfektan yang sama. Lingkar pembatas dicuci dengan cara disikat sambil disemprot dengan air hingga bersih, kemudian dikeringkan.

Pembersihan kandang pada Peternakan Poniman telah sesuai yang dikemukakan oleh Bambang, (2008), yaitu pembersihan yang baik harus bisa membuang setidaknya 80% mikroba, serta 20% protozoa dan sebagainya. Pembersihan dilakukan diseluruh bagian kandang, termasuk lingkungan sekitar kandang dengan mengunakan disinfektan. Pembersihan dan desinfektan areal kandang sebagai berikut:

  1. Pipa-pipa.
  2. Tangki air/tong.
  3. Peralatan Kandang.
  4. Gudang.
  5. Lingkungan.
  6. Sarang hama seperti tikus,kutu,dan serangga.






Gambar 5. Peralatan Kandang (baskom, tong Air, pompa air)



VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan di Peternakan Poniman penulis melihat dalam manajemen perkandangan sebagai berikut:

  1. Lokasi peternakan berjarak 9 meter dari rumah warga, hal ini menyebabkan pemukiman penduduk jadi tercemar oleh limbah ternak, seperti feses ayam dan mudahnya pemenularan penyakit.
  2. Manajemen perkandangan sudah diterapkan dengan baik, kandang dengan ukuran 100 meter x 8 meter dapat menampung 4000 ekor ayam.
  3. Ketebalan litter masih 2-3 cm , sehingga penyerapan feses tidak efektif.
  4. Peralatan kandang yang digunakan adalah peralatan otomatis dan manual. Penggunaan alat manual dilakukan pada saat ayam berukuran 1-14 hari seperti tempat minum dan pemanas. Penggunaan tempat minum otomatis pada saat ayam berumur lebih dari 15 hari sampai panen.
  5. Pembersihan kandang sudah dilakukan dengan baik, karena dilakukan penyemprotan dengan disinfektan untuk menghilangkan mikroba sebelum memasukkam ayam kekandang.

6.2 Saran

Berdasarkan pengamatan telah dilakukan maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Usahakan liter agar tetap kering, tidak mengumpal atau basah, dan tidak bau, karena liter dapat juga sebagai sumber penyakit bagi ayam broiler.

2. Letak kandang sebaiknya dibangun jauh dari pemukiman penduduk agar tidak meresahkan masyarakat sekitar dan lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang. M, 2008. Bertahan di Tengah Krisis. PT. Agro Media Pustaka: Ciganjur

Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.

Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia Pustaka:. Ciganjur.

_______ R, 2008. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia pustaka: Jakarta

Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya:. Jakarta

Rasyaf. M, 1994. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya: Jakarta

Sudaryani, T dan Santoso, 2003. Pembibitan Ayam Ras. PT. Penebar Swadaya:. Bogor

Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p Periode Starter–Finisher. PT. Janu Putro Sentosa: Bogor

Wiharto, 1985. Petunjuk Beternak Ayam. Brawijaya: Malang